8 Jenis Virus Anjing yang Harus Diwaspadai
Ada berbagai jenis virus yang menyerang anjing. Beberapa sangat mematikan. Inilah beberapa jenis virus anjing yang harus Anda waspadai.
Ketika Anda mengadopsi dan kemudian memelihara anjing, Anda harus memiliki komitmen dalam merawatnya tidak terkecuali ketika anjing nanti sakit.
Anjing dan manusia memiliki kesamaan dalam kerentanan terkena berbagai macam penyakit dan salah satunya adalah serangan virus. Dan sayangnya, ada beberapa virus anjing yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa.
Sebagai pemilik anjing yang harus siap memegang komitmen dan tanggung jawab, mari kita mempelajari dan mengetahui apa saja jenis virus yang menyerang anjing.
Virus Anjing
Canine Influenza
Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza anjing. Virus ini berbeda dengan Canine Parainfluenza, Canine Influenza atau Influenza anjing bisa dikatakan penyakit yang relatif masih baru pada anjing.
Banyak anjing belum mengembangkan kekebalan tubuh terhadap virus ini sehingga tidak dapat sepenuhnya merespons virus dan banyak dari mereka akan terinfeksi saat terpapar.
Influenza anjing menyebar melalui sekresi pernapasan, benda yang terkontaminasi (termasuk permukaan, mangkuk makanan atau minum, dan kalung anjing).
Virus ini dapat bertahan hingga 48 jam di permukaan, hingga 24 jam di pakaian, dan hingga 12 jam di tangan manusia.
Anjing dapat menyebarkan virus bahkan sebelum mereka menunjukkan tanda-tanda penyakit, yang berarti anjing yang tampaknya sehat masih dapat menulari anjing lain.
Anjing dengan influenza anjing mengalami batuk, demam, dan hidung beringus, yang merupakan tanda yang sama dengan batuk kennel.
Canine Distemper
Distemper pada anjing adalah penyakit virus yang serius dan dapat menyebar dengan cepat melalui udara atau kontak langsung dengan anjing yang terinfeksi.
Virus ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti demam, batuk, diare, kehilangan nafsu makan, dan bahkan masalah neurologis seperti kejang-kejang dan kelemahan otot.
Untungnya, ada vaksin yang efektif untuk melindungi anjing dari jenis virus anjing yang mematikan ini. Vaksin distemper anjing dianggap sebagai vaksin inti dan direkomendasikan untuk semua jenis anjing.
Distemper sangat menular dan dapat berdampak fatal yaitu kematian, terutama pada anjing yang tidak pernah mendapatkan vaksinasi.
Baca juga: 25 Penyakit Anjing Paling Umum Terjadi
Canine Parvovirus
Virus anjing ini sangat menular dan menyerang sistem pencernaan, menyebabkan demam, muntah dan diare yang parah, dan seringkali berdarah.
Parvovirus menyebar melalui kontak langsung antar anjing serta melalui kotoran, permukaan, mangkuk, kalung, wadah makan atau minum, kandang, serta tangan dan pakaian orang yang terkontaminasi.
Virus ini juga dapat bertahan di tanah selama bertahun-tahun, membuat virus sulit untuk dibunuh.
Mengobati parvo bisa sangat mahal dan banyak anjing yang mati karena parvo meskipun sudah dirawat secara intensif. Namun parvovirus dapat dicegah dengan memberikan vaksinasi.
Canine Herpesvirus
Canine Herpesvirus (CHV) adalah virus anjing yang dapat menyebabkan berbagai gejala penyakit.
Virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung antara anjing, atau melalui benda-benda yang terkontaminasi seperti pakaian atau peralatan yang digunakan untuk merawat anjing yang terinfeksi.
CHV umumnya menyerang anjing yang masih muda atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Gejala CHV pada anjing termasuk demam, kehilangan nafsu makan, mata belekan, lesu, batuk, pilek, dan diare.
Pada kasus yang parah, CHV dapat menyebabkan masalah pernapasan, gangguan pada sistem saraf, dan bahkan kematian pada anjing yang masih muda.
Pencegahan CHV meliputi vaksinasi dan tindakan pencegahan yang lain seperti menjaga kebersihan lingkungan, terutama di area yang banyak dihuni oleh anjing. Jika anjing Anda menunjukkan gejala CHV, segera konsultasikan dengan dokter hewan untuk perawatan dan penanganan yang tepat.
Baca juga: Anjing Makan Kotoran Sendiri, Apa Penyebabnya?
Rabies
Rabies atau dikenal juga dengan sebutan penyakit anjing gila, merupakan salah satu penyakit virus yang mematikan pada hewan, termasuk pada anjing.
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies dan ditularkan melalui gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi virus tersebut.
Setelah masuk ke dalam tubuh anjing, virus rabies akan menyerang sistem saraf pusat dan menyebabkan gangguan neurologis yang parah. Gejala yang muncul antara lain kejang-kejang, hilangnya koordinasi gerakan, hingga meninggal dalam waktu yang relatif singkat.
Penting untuk diketahui bahwa rabies juga dapat menular pada manusia melalui gigitan atau cakaran dari anjing yang terinfeksi virus rabies.
Oleh karena itu, penting bagi pemilik anjing untuk menjaga kesehatan hewan peliharaannya dan memastikan bahwa anjing mendapatkan vaksin rabies secara teratur.
Jika anjing Anda tergigit atau dicakar oleh hewan yang diduga terinfeksi virus rabies, segera konsultasikan ke dokter hewan untuk mendapatkan tindakan pencegahan yang tepat.
Canine Coronavirus
Canine Coronavirus atau disingkat CCoV adalah infeksi usus yang sangat menular pada anjing, terutama anak anjing.
Canine coronavirus biasanya berumur pendek tetapi dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut yang cukup besar selama beberapa hari pada anjing yang terinfeksi. Virus ini berasal dari keluarga Coronaviridae.
Ada banyak jenis coronavirus, masing-masing mempengaruhi spesies hewan yang berbeda, termasuk manusia (Canine coronavirus bukanlah virus yang sama dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan coronavirus atau COVID-19 pada manusia).
Sebagian besar kasus coronavirus anjing ditularkan melalui kontak oral dengan kotoran yang terinfeksi. Seekor anjing juga dapat terinfeksi dengan makan dari mangkuk makanan yang terkontaminasi atau melalui kontak langsung dengan anjing yang terinfeksi.
Sebagian besar infeksi coronavirus anjing bersifat sub-klinis dan menghasilkan sedikit tanda klinis pada anjing. Terkadang infeksi dapat menyebabkan gejala yang lebih parah, terutama pada anak anjing yang masih kecil.
Tanda paling khas yang terkait dengan coronavirus anjing adalah diare, biasanya timbul secara tiba-tiba, yang dapat disertai dengan kelesuan dan penurunan nafsu makan serta kotoran yang mengandung darah atau lendir.
Baca juga: Penyebab Anjing Muntah Kuning dan Pencegahannya
Canine Adenovirus
Canine Adenovirus memiliki tanda klinis yang bervariasi dari demam ringan dan kemacetan selaput lendir hingga depresi berat, leukopenia, dan gangguan koagulasi.
Virus anjing ini dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit, seperti Hepatitis Infeksius (Infectious Canine Hepatitis) dan Batuk Rejan (Infectious Tracheobronchitis atau biasa dikenal dengan batuk kennel).
CAV sering menyebar melalui cairan tubuh seperti air liur dan air mata, serta dapat menyebar melalui kontak dengan feses atau benda-benda yang terkontaminasi.
Pada kasus yang parah, anjing dapat mengalami masalah pada hati, ginjal, dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
Baca juga: Penyebab Anjing Obesitas dan Cara Mengatasinya
Canine Parainfluenza
Canine Parainfluenza atau disingkat CPI adalah virus yang menyerang sistem pernapasan anjing dan menyebabkan batuk berdahak.
CPI termasuk dalam keluarga virus Paramyxoviridae, dan virus ini sangat menular di antara anjing, terutama dalam lingkungan yang padat seperti tempat penitipan hewan, kennel, atau tempat perlombaan anjing.
CPI dapat menyebabkan gejala-gejala seperti batuk berdahak, pilek, demam, dan kehilangan nafsu makan.
Meskipun CPI dapat menyebabkan infeksi pernapasan yang serius, infeksi biasanya tidak fatal dan dapat diobati dengan obat-obatan dan perawatan yang tepat. Namun, CPI dapat menyebabkan komplikasi pada anjing yang lemah atau yang sistem kekebalannya sedang melemah.
Oleh karena itu, vaksinasi adalah langkah pencegahan terbaik untuk mencegah penyebaran CPI dan mengurangi risiko infeksi pada anjing.
Baca juga: Jenis Vaksin Anjing dan Harganya
Kesimpulan dan Penutup
itulah beberapa jenis virus anjing yang perlu Anda ketahui sebagai pemilik anjing. Mengenali gejala awal dan melakukan pencegahan dengan vaksinasi adalah hal yang penting dalam menjaga kesehatan anjing dari virus-virus tersebut.
Namun, jika anjing terinfeksi, segera bawa ke dokter hewan untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan membantu anjing pulih secepat mungkin.
Sebagai pemilik anjing, tidak ada salahnya untuk selalu memperhatikan kesehatan dan kondisi anjing secara rutin dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk menjaga anjing tetap sehat dan bahagia.